MENGUAP merupakan refleks pernafasan untuk menarik lebih banyak oksigen ke dalam aliran darah. Menguap kadang dikaitkan dengan seseorang yang lelah, tapi kelelahan tidak selalu menjadi penyebab menguap. Orang menguap bisa karena berbagai alasan, termasuk stres, kebosanan, emosi , dan kelelahan.
Saat kita menguap, terkadang seseorang di dekat kita pun ikut tertulat, menguap pula. Mengapa terjadi ? Sebuah kelompok di Finlandia mencoba menelusuri jawabannya melalui sebuah studi. Studi tersebut menyatakan bahwa ternyata di dalam otak kita terdapat sirkuit yang menganalisis dan memerintah kita untuk mengikuti gerakan orang lain.
Sirkuit ini disebut sebagai "sistem neuron cermin" atau mirror-neuron system karena mengandung jenis khusus dari sel-sel otak atau neuron, yang menjadi aktif ketika pemiliknya melakukan sesuatu dan merasakan orang lain melakukan hal yang sama.
menguap1menguap1Cermin neuron menjadi aktif ketika seseorang meniru tindakan orang lain. Proses ini mirip dengan proses belajar. Namun belakangan, peran sistem ini terhadap penularan proses menguap mulai diragukan. Beberapa peneliti mengungkapkan bahwa sistem ini tidak tampak bekerja pada saat terjadinya menguap yang menular ini.
Ada yang menyebutkan bahwa penularan tersebut diperantarai oleh bagian otak yang disebut sulkus temporal superior, ada pula yang mengatakan karena penularan terjadi karena deaktivasi periamigdala, suatu bagian di dalam otak. Namun seluruh teori ini juga belum dapat dibuktikan kebenarannya.
Belakangan, sebuah studi lain di tahun 2007 mengemukakan bahwa anak dengan gangguan autism tidak mengalami peningkatan frekuensi menguap setelah melihat video orang-orang yang menguap. Hasil ini berkebalikan dengan hasil anak lain yang normal. Dari studi ini, mereka menyimpulkan bahwa penularan menguap disebabkan oleh empati.
menguap4menguap4Sementara itu, hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Cognitive Brain Research oleh Steven Platek, PhD, psikolog dari State University of New York di Albania, menyebutkan bahwa penularan menguap merupakan respons empatetik, sama halnya seperti tertawa. Artinya, menguap menjadi cara dalam menunjukkan empati kita terhadap perasaan orang lain.
"Menguap tidak hanya bisa dipicu setelah melihat orang lain menguap, tetapi juga mendengarkan, membaca, atau bahkan berpikir tentang menguap," kata Platek, yang memimpin penelitian tersebut.
Yang lebih menggelikan, sebuah studi lain di Universitas di London menunjukkan bahwa menguap dapat menular dari manusia ke anjing. Hasil studi tersebut telah dilakukan pada 29 anjing yang melakukan percobaan, saat itu seorang menguap di depan mereka, ternyata ada 21 anjing yang ikut menguap juga. Hal ini tidak terjadi ketika orang tersebut hanya membuka mulutnya, tidak menguap.
sumber : http://www.tnol.co.id/id/health/4364-menguap-mengapa-menular.html
ILMU ALAMIAH DASAR
RURIN RIMADHANI
16510282
1PA04
1 komentar:
Wow, very interesting article. For you information,
Maybe you can add more complete information Here Sis
Posting Komentar