Sabtu, 06 Oktober 2012
PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA
PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA
Nama : Rurin Rimadhany
Kelas : 3PA04
NPM : 16510282
UNIVERSITAS GUNADARMA
2012-2013
1. Pengertian Psikologi Lintas Budaya
Budaya dalam kehidupan manusia adalah hal yang dekat dan melekat padanya. Budaya merupakan hasil karya manusia, lahir untuk manusia dalam mengatur dan mendukung kehidupannya. Tujuan menjadikan kehidupan ini menjadi lebih baik adalah keadaan akhir yang diinginkan tersebut. Karena manusia memang hidup untuk menjadikan dirinya berguna dan bermanfaat untuk manusia lain meskipun dengan perbedaan budaya dan kultur adat sekitar.
Umumnya, psikologi lintas budaya dikenal dan dimengerti secara umum sebagai kajian mengenai persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik; mengenai hubungan-hubungan di antara ubaha psikologis dan sosio-budaya, ekologis, dan ubahan biologis; serta mengenai perubahan-perubahan yang berlangsung dalam ubahan-ubahan tersebut.
Dewasa ini, budaya yang terdapat disekitar kita sangatlah beragam. Tetapi, pada umunya psikologi lintas budaya membahas mengenai kajian mengenai perilaku manusia dan penyebarannya, sekaligus memperhitungkan cara perilaku itu dibentuk dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya.
Tidak sedikit memang definisi yang menggambarkan mengenai pengertian dari psikologi lintas budaya tersebut, tetapi memang beberapa Definisi ini mengarahkan perhatian pada dua hal pokok: keragaman perilaku manusia di dunia dan kaitan antara perilaku terjadi. Definisi ini relatif sederhana dan memunculkan banyak persoalan. Sejumlah definisi lain mengungkapkan beberapa segi baru dan menekankan beberapa kompleksitas: 1. Riset lintas-budaya dalam psikologi adalah perbandingan sistematik dan eksplisit antara variabel psikologis di bawah kondisi-kondisi perbedaan budaya dengan maksud mengkhususkan antesede-anteseden dan proses-proses yang memerantarai kemunculan perbedaan perilaku.
2. Tujuan Psikologi Lintas budaya
Tujuan dari kajian psikologi Lintas Budaya adalah mencari persamaan serta perbedaan dalam fungsi-fungsi individu secara psikologis, dalaam berbagai budaya dan kelompok etnik. Tidak hanya satu budaya dengan budaya yang lainnya, tetapi juga dengan seluruh budaya yang ada di dunia ini.
3. Hubungan Psikologi Lintas Budaya dengan disiplin Ilmu lain
*Hubungan psikologi lintas budaya dengan psikologi agama
Agama bersifat dogmatis yaitu mengandung nilai-nilai yang terkait dengan keyakinan kebenaran dalam agama tidak selalu dapat diterima dengan nalar (logika). Namun, agama juga menawarkan penjelasan pada manusia tentang fenomena tertentu. Penjelasan tersebut diperoleh melalui perasaan, intuisi, dan wahyu dari Tuhan. Psikologi secara etimologi memiliki arti “ilmu tentang jiwa”. Dalam Islam, istilah “jiwa” dapat disamakan dengan istilah ”Al-nafs”, namun ada pula yang menyamakan dengan istilah ”Al-ruh”. Psikologi dapat diterjamahkan ke dalam bahasa Arab menjadi ilmu Al-nafs atau ilmu Al-ruh. Penggunaan masing-masing kedua istilah ini memiliki asumsi yang berbeda.
*Hubungan Psikologi Lintas Budaya dengan Sosiologi
Menurut Soejono Sukamto, Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
Jadi hubungan Psikologi lintas budaya dengan ilmu sosiologi adalah melihat persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai buadaya dan kelompok etnik yang berada dalam suatu kehidupan masyarakat.
*Perbedaan Psikologi Lintas Budaya dengan Antropologi
Menurut Koentjaraningrat, Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
Jadi perbedaan Psikologi lintas budaya dengan Antropologi adalah Psikologi lintas budaya melihat persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik sedangkan Antropologi melihat bagaimana manusia dalam suatu masyarkat melahirkan suatu kebudayaan.
*Hubungan psikologi lintas budaya dengan psikologi indigenious
Indigenous psychology dapat juga didefinisikan sebagai pandangan psikologi yang asli pribumi dan memiliki pemahaman mendasar pada fakta-fakta atau keterangan yang dihubungkan dengan konteks kebudayaan setempat. Definisi ini, menurut Prof. Kusdwiratri Setiono, ada empat hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
- Pertama, pengetahuan psikologi tidak dipaksakan dari luar, melainkan dimunculkan dari tradisi budaya setempat;
- kedua psikologi yang sesungguhnya bukan berupa tingkah laku artifisial (buatan) yang diciptakan (hasil studi eksperimental), melainkan berupa tingkah laku keseharian;
- ketiga, tingkah laku dipahami dan diinterpretasi tidak dalam kerangka teori yang diimport, melainkan dalam kerangka pemahaman budaya setempat;
- keempat, psikologi indegenus mencakup pengetahuan psikologi yang relevan dan didesain untuk orang-orang setempat.
Dengan kata lain, psikologi indigenus mencerminkan realitas sosial dari masyarakat setempat. Psikologi indigenus menurut Prof. Kusdwiratri Setiono, juga merupakan psikologi yang appropriate (cocok; tepat; pantas) untuk setiap budaya yang ada di negara manapun.
Prof. Sarlito Sarwono, guru besar Psikologi UI, juga menjelaskan bahwa keberadaan Psikologi di Indonesia saat ini memang sedang menghadapi beberapa permasalahan, antara lain apa yang sudah berhasil diterapkan di Barat tidak selalu dapat diterapkan di Indonesia. Hal ini bisa terjadi karena adanya perbedaan etnik dan kondisi masyarakat Negara kita, misalnya masyarakat desa dan kota. Sehingga, apa yang sudah berhasil diterapkan di satu etnik belum tentu sesuai untuk etnik lain.
Pada kenyataanya memang demikian. Selama ini, ilmu psikologi yang telah kita pelajari, masih difahami sebagai western psychology dengan mengasumsikan perilaku dan tingkahlaku manusia sebagai sesuatu yang universal. Padahal menurut Uichol Kim, seorang psikolog asal Korea, teori psikologi barat hanya memadai untuk memahami fenomena kejiwaan masyarakat barat saja sesuai dengan kultur sekuler dimana ilmu itu lahir.
Adanya indigenous psychology sebagai understanding people in context merupakan suatu terobosan baru dalam dunia psikologi karena mampu memahami manusia berdasarkan konteks kultural/budaya setempat. Hal ini juga sebagai bukti bahwa setiap perilaku manusia itu akan selalu dan pasti dipengaruhi oleh sistem nilai masyarakat setempat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar